Skip to content Skip to footer

Minangkabau Corner Perpustakaan Universitas Andalas bersama dengan Wikisource Loves Manuscripts (WILMA) sukses menyelenggarakan pelatihan uji baca manuskrip berbahasa Melayu pada Kamis, 19 September 2024 di lantai 3 Minangkabau Corner Perpustakaan Unand. Kegiatan ini diinisiasi oleh Pusat Pengkajian Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bekerjasama dengan Wikimedia Foundation.

Acara ini masih termasuk dalam rangkaian Workshop on Campus Manuskrip Melayu Digital, namun untuk hari kedua kegiatan lebih bersifat internal yang diikuti sebanyak 20 peserta. Pemilihan peserta dilakukan melalui penjaringan yang terdiri dari perwakilan Wikimedia Padang, mahasiswa Unand, mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang, penggiat komunitas SURI (Surau Intellectual for Conservation), serta komunitas Suaka Luhung Naskah (SULUAH) Padang.

Tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk dapat memberikan fokus pemahaman dan pelatihan kepada para peserta terkait cara penyuntingan artikel di wikipedia sekaligus untuk mengajak para peserta agar memiliki akun wikipedia, serta pelatihan penyuntingan alih bahasa manuskrip yang ada di Wikisource Loves Manuscripts (WILMA).

Sakti Pramudya, Senior Partnership Manager Asia Pacific Wikimedia Foundation, dalam sambutannya mengajak para peserta untuk aktif terlibat sebagai kontributor platform Wikisource. “Salah satu misi Wikimedia melalui program-programnya adalah membebaskan pengetahuan. Oleh karena itu, saya berharap para peserta menjadi bagian dari upaya menyebarkan pengetahuan yang terkandung dalam manuskrip-manuskrip Minangkabau kepada seluruh masyarakat dunia melalui program ini.”

Dalam paparannya, Ilham Nurwansah, Wikimedian in Residence WILMA, menjelaskan bahwa kegiatan ini pada dasarnya membekali para mahasiswa dan generasi muda untuk terlibat dalam diseminasi nilai-nilai yang terkandung dalam manuskrip Nusantara ke dalam platform digital. “Peran anak-anak muda terutama mahasiswa amat penting untuk menciptakan ekosistem pelestarian manuskrip Melayu di Sumatra Barat. Keterampilan membaca manuskrip juga harus dibarengi dengan kemampuan dan penguasaan platform digital yang juga mumpuni.” Ungkapnya.

Salah satu naskah yang dipilih dalam kegiatan tersebut adalah naskah al-Durr al-thāmin fī ‘Aqāid al-Mu’minīn yang merupakan karya Syekh Daud al-Faṭānī (1720-1879), seorang ulama terkemuka asal Patani (Thailand).  Secara umum, teks ini berisi pembahasan ilmu tauhid keislaman seperti qada dan qadar, takdir ketentuan Allah SWT., berdasarkan aliran Asy’ariyah.

Dilihat dari kolofon manuskrip, teks ini selesai disalin dan diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu pada Sabtu, 17 Syawal 1232 H atau bertepatan dengan 19 Agustus 1817 M di Mekkah oleh seseorang bernama Syekh Ali asal Trengganu. Adanya manuskrip ini dalam koleksi Syekh Abdul Latif Syakur menunjukkan bahwa jejaring ulama sangat luas hingga tersambung ke jejaring intelektual mulai dari ulama Ḥaramayn, Patani (Thailand Selatan), hingga Trengganu (Malaysia).

Alasan naskah ini dipilih salah satunya karna isinya sangat menarik dan juga secara teknis terdapat dua bahasa di dalam naskah yang dapat mempermudah peserta dalam pelatihan.

Dengan terlaksananya pelatihan ini, diharapkan generasi muda, khususnya mahasiswa, dapat lebih terlibat aktif dalam pelestarian manuskrip Nusantara, serta mampu memanfaatkan teknologi digital untuk menjaga warisan budaya ini agar tetap hidup dan dapat diakses oleh masyarakat global.